Banner 468 x 60px

forum mahasiswa gontor yogyakarta adalah organisasi otonom yang berkdedudukan dibawab ikpm yogyakarta,untuk membina dan membangun karakteristik yang bertanggung jawab
 

Rabu, 30 Mei 2012

ben dadi wong

0 komentar
Belajar apa di Gontor?
Pertanyaan ini terkadang muncul, baik di benak para santri maupun para wali.
Santri belajar mengenai keilmuan Islam. Santri belajar ilmu eksakta. Santri belajar apa itu olahraga. Apa itu pramuka. Apa itu seni. Apa itu bahasa.
Santri belajar tentang kehidupan. Bagaimana hidup. Bagaimana bergaul. Bagaimana mandiri. Bagaimana berorganisasi. Santri belajar apa itu problem solving, character building, teamwork, self-support,  semuanya.

Tujuan belajar di Gontor menurut KH. Ahmad Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor adalah ‘ben dadi wong’. Agar menjadi manusia sepenuhnya. Manusia yang mampu menggunakan seluruh potensi kemanusiannya.
Howard Gardner, pada tahun 1983 pernah meluncurkan teori multiple intelligences, teori kecerdasan majemuk, yaitu kecerdasan spasial, linguistik, logika, kinestetik, musikal, interpersonal, personal serta naturalistik. Secara ringkas, di Gontor, seorang santri ditujukan untuk mampu menggunakan kesemua kecerdasan tersebut.

Read more...

selayang pandang darussalam gontor

0 komentar

Selayang Pandang

Sejarah

Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan pada tgl 20 September 1926/ 12 Rabi’ul Awwal 1345
oleh tiga bersaudara:
K.H. Ahmad Sahal (1901 – 1977)
K.H. Zainudin Fananie (1908 – 1967)
K.H. Imam Zarkasyi (1910 – 1985)
5 Syawwal 1355/19 Desember 1936
Kulliyatu-l Mu’allimin al-Islamiyah (KMI), didirikan oleh K.H. Imam Zarkasyi.
Sebuah sekolah tingkat menengah, masa belajar 6 th, untuk mencetak guru-guru Islam, dengan sistem pesantren, mengajar-kan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum secara seimbang.
Pelajaran agama dan bahasa (Arab dan Inggris) disampaikan dengan bahasa pelajaran (tidak diterjemahkan).
1948
Terjadi Pemberontakan PKI di Madiun, Para Kyai di wilayah Madiun dan sekitarnya ditangkap dan ditawan oleh gerombolan PKI, termasuk Kyai Gontor. Sebagian besar mereka dibantai, namun para Kyai Gontor selamat berkat bala bantuan dari Pasukan Siliwangi.
28 Rabi’u Awal 1378/ 12 Oktober 1958
Para pendiri Pondok mewakafkan PMDG kepada Umat Islam. Sebuah pengorbanan kepemilikan pribadi demi kemaslahatan umat.
Pihak penerima amanat diwakili oleh 15 anggota IKPM yang kemudian menjadi Badan Wakaf PMDG.
29 Jumada Tsaniyah 1383/ 17 Nopember 1963
Perguruan Tinggi Darussalam berdiri. Sejak 1996 diubah namanya menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
ISID mempunyai 3 fakultas:
Tarbiyah; jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pengajaran Bahasa Arab.
Ushuluddin; jurusan Perbandingan Agama, Filsafat Pemikiran Islam.
Syari’ah; jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum; dan jurusan Manajemen & Lembaga Keuangan Islam.
7 Dzulhijjah 1386/ 19 Maret 1967
Terjadi pemberontakan terhadap Kyai/Pimpinan Pondok, didalangi oleh sebagian santri senior, bertujuan mengambil alih kepemimpinan di Pondok.
Kyai/Pimpinan Pondok memulangkan seluruh santrinya. Pondok untuk sementara waktu diliburkan.
Hanya sebagian santri yang dipanggil oleh Pimpinan Pondok yang boleh kembali belajar/nyantri di PMDG.
Pasca peristiwa, semakin banyak santri yang datang dan Pondok bertambah maju pesat.
Generasi Kedua
30 Rajab 1405/ 21 April 1985, K.H. Imam Zarkasyi, pendiri Pondok terakhir, wafat.
Sidang Badan Wakaf menetapkan tiga pimpinan baru:
K.H. Shoiman Luqmanul Hakim
K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
K.H. Hasan Abdullah Sahal
Th 1999, K.H. Shoiman Luqmanul Hakim wafat, digantikan oleh Drs. K.H. Imam Badri (wafat 8 Juni 2006)
Thn 2006, Drs. KH Imam Badri

Visi

Sebagai lembaga pendidikan pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah talab al-’ilmi; dan menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an, dan ilmu pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren.

Misi

1. Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
2. Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengeta-huan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Tujuan

  1. Terwujudnya generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
  2. Terbentuknya generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
  3. Lahirnya ulama intelek yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir.
  4. Terwujudnya warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Motto

  • Berbudi tinggi
  • Berbadan sehat
  • Berpengetahuan luas
  • Berpikiran bebas

Panca Jiwa

  • Keikhlasan
  • Kesederhanaan
  • Berdikari
  • Ukhuwah Islamiyah
  • Jiwa Bebas

Panca Jangka

  • Pendidikan dan Pengajaran
  • Kaderisasi
  • Pergedungan
  • Pengadaan Sumber Dana
  • Kesejahteraan Keluarga Pondok

Orientasi Pendidikan & Pengajaran

  • Keislaman
  • Keilmuan
  • Kemasyarakatan

Strategi Pendidikan

  • Kehidupan Pondok dengan segala TOTALITASNYA menjadi media pembelajaran dan pendidikan.
  • Pendidikan berbasis komunitas: segala yang didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan dialami oleh para santri dan warga Pondok dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Profil Alumni

  • Mukmin, muslim, muhsin.
  • Komit pada perjuangan.
  • Perekat ummat.
  • Berjiwa guru.
  • Warga negara yang baik.

Kurikulum KMI

  • Kurikulum KMI terdiri dari Ilmu Pengetahuan Umum 100%, Ilmu Pengetahuan Agama 100%.
  • Hal ini menunjukkan bahwa antara ilmu agama dan umum tidak dapat dipisahkan, semuanya ilmu Islam. Semua bersumber dari Allah dengan segala ciptaan-Nya atau segala sesuatu yang lahir dari ciptaan-Nya.
  • Secara mendasar, tujuan pengajaran kedua macam ilmu tersebut adalah untuk membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu menuju kesempurnaan menjadi ‘abid dan khalifah.
  • Kurikulum KMI tidak terbatas pada pelajaran di kelas saja, melainkan keseluruhan kegiatan di dalam dan di luar kelas merupakan proses pendidik-an yang tak terpisahkan.

Isi Kurikulum

  • Bahasa Arab
  • ‘Ulum Islamiyah; utk kls II ke atas menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.
  • Keguruan
  • Bahasa Inggris
  • Ilmu Pasti; Matematika dan IPA
  • Ilmu Pengetahuan Sosial
  • Keindonesiaan/Kewarganegaraan

Guru KMI

  • Berasal dari tamatan KMI Gontor, atau lulusan KMI yang telah tamat belajar di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri; dan wajib bertempat tinggal di asrama.
  • Tugas:
  • Sebagai guru/pendidik;
  • Sebagai mahasiswa ISID;
  • Sebagai pembantu Pondok: tata usaha, pengurus unit usaha, pembimbing kegiatan santri, dll.

Peningkatan Kompetensi Guru

  • Penataran dan Pelatihan
  • Ta’hil ( Pengayaan Guru Materi Pelajaran) – Program Mingguan.
  • Tugas Belajar
  • Pemeriksaan Satuan Pelajaran
  • Supervisi Pengajaran
  • Pemeriksaan Pencapaian Target KBM dg memeriksa catatan siswa.

Kegiatan KMI

  1. Kegiatan Harian: KBM di kelas dan Lab. IPA.
  2. Kegiatan Mingguan: Pertemuan Guru (setiap Kamis siang), Pertemuan Ketua Kelas (setiap Jum’at malam), Rapat Pengurus KMI (setiap Rabu malam).
  3. Kegiatan Tengah Tahunan: Ujian Tengah Semester I & II dan Ujian Akhir Semester I & II.
  4. Kegiatan Tahunan: Kajian kitab klasik dan kontemporer, latihan membuka kamus arab, praktek mengajar, economic study tour, penulisan karya ilmiah, manasik haji.
  5. Bentuk Evaluasi/Ujian: Tengah Semester, Semester, dan Akhir (EBTA).
  6. Semester & EBTA: Lisan; Tulis; dan Praktek.

Kalender Kegiatan

  1. Pendaftaran Calon Siswa & Daftar Ulang: 2 – 10 Syawwal.
  2. Pembukaan Tahun Pelajaran: 11 Syawwal.
  3. Ujian Masuk KMI: 11 Syawwal
  4. Ujian Semester I: 13 Safar – 8 R. Awwal.
  5. Liburan Semester I: 10 – 19 R. Awwal.
  6. Ujian Akhir (EBTA) Kelas VI: 1 J. Tsaniyah – 21 Rajab; Praktek Mengajar, Ujian Lisan, Ujian Tulis.
  7. Ujian Semester II: 25 Rajab – 18 Sya’ban.
  8. Liburan Semester II: 20 Sya’ban – 10 Syawwal.

Pengakuan

  1. Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Arab Mesir, tahun 1957
  2. Kementerian Pengajaran Kerajaan Arab Saudi, tahun 1967
  3. University of the Punjab, Lahore, Pakistan, tahun 1991
  4. Dirjen Binbaga Islam Depag RI th. 1998
  5. Menteri Pendidikan Nasional RI th. 2000

Syarat Masuk KMI

  1. Tamat SD/MI atau SLTP (utk program Intensif).
  2. Lulus Tes Lisan: Al-Qur’an dan Ibadah.
  3. Lulus Tes Tulis: Hitung Angka, Hitung Soal, Bahasa Indonesia, dan Imla’ (dikte arab).
  4. Sehat jasmani & rohani (pemeriksaan di BKSM Pondok Modern Gontor).
  5. Memenuhi persyaratan administrasi.
  6. Siap bertempat tinggal di asrama.

Kegiatan Ekstrakurikuler

  1. Pramuka
  2. Olahraga
  3. Kesenian
  4. Latihan Pidato dlm bhs Indonesia, Arab, dan Inggris
  5. Khutbah Jum’at
  6. Tau’iyah Diniyah
  7. Diskusi
  8. Kursus Komputer
  9. Praktek di Laboratorium Bahasa
  10. Kursus Jurnalistik
  11. Majalah Dinding dlm bhs Arab dan Inggris
  12. Baca buku di Perpustakaan
  13. Keterampilan
  14. Praktek Manajemen Organisasi dan Koperasi
  15. Bersih Lingkungan, dll.
Read more...

Senin, 28 Mei 2012

saling mengenal

0 komentar
Seorang santri yang pertama kali menginjakkan kakinya di bumi Gontor akan tertegun menyaksikan dinamika kehidupan yang ada di pondok ini. Kini, ketika ia sudah diterima menjadi santri setelah melalui ujian masuk bersama-sama ribuan santri lainnya, mulailah ia merasa berada di dunia baru yang tidak ia temukan di sekolah manapun di dunia ini. Dengan waktu liburan yang hanya disediakan pada akhir semester, kesempatan pulang ke rumah pun untuk terus bertemu orang tua tidak banyak. Inilah pintu gerbang menuntut ilmu yang sesungguhnya.
Saat tiba di Gontor, tak seorang pun yang kita kenal. Orang tua pun telah pulang ke rumah meninggalkan kita seorang diri di pondok yang mengajarkan kemandirian ini. Semenjak itulah, pada saat kita mulai melangkah di Gontor dan memasuki kamar yang telah ditentukan, terlihatlah wajah-wajah baru yang perasaannya tidak jauh berbeda dengan santri-santri lainnya. Kesamaan perasaan inilah yang memacu mereka untuk saling mengenal satu sama lain. Demikianlah, sejak awal Gontor telah mengajarkan kepada seluruh santrinya untuk percaya diri dan hidup mandiri dengan belajar saling membantu dan menjalin silaturrahim.
Dengan cepat, santri-santri Gontor telah menyadari bahwa tidak selamanya mereka akan bergantung kepada orang tua apalagi kepada orang lain. Namun, sebagai makhluk sosial, manusia haruslah pandai bergaul dan suka menolong orang lain. Bukankah Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama ia menolong sesamanya? Selama hidup di Gontor, para santri tumbuh dengan jiwa suka menolong karena mereka saling membutuhkan satu sama lain.

by.pendidikan karakter
Read more...

roda kehidupan yang terus berputar

0 komentar
Banyak santri yang beranggapan bahwa waktu serasa berjalan begitu cepat di Gontor. Sampai-sampai, mereka pun tidak merasa bahwa telah lama tinggal di pondok yang terus bergerak seiring pergerakan waktu itu sendiri. Seorang santri yang kini duduk di kelas 6 KMI tidak percaya kalau dirinya telah belajar selama enam tahun.

Cepat sekali, pikirnya. Ada pula yang tidak percaya bahwa ternyata kini ia telah menjadi alumni Pondok Modern Darussalam Gontor. Padahal, sewaktu pertama kali duduk di kelas 1 KMI, ia benar-benar tidak betah dan sungguh ingin pulang. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya.
Mereka mencoba melakukan saran ustadz yang bijak, “Jika merasa tidak betah, cobalah untuk bertahan di Gontor selama seminggu. Jika masih tidak betah, cobalah sebulan. Jika masih tidak betah juga, cobalah untuk terus bertahan selama setahun. Kalau belum betah, cobalah dua tahun dan seterusnya hingga menjadi alumni. Kalau masih belum betah setelah menjadi alumni, barulah kamu boleh pulang.” Kedengarannya memang seperti lelucon, tapi inilah yang terjadi.
Berbagai aktivitas yang menjadi roda dinamika di Gontor membuat para santri melupakan ketidakbetahannya. Ia pun mulai merasa nyaman dengan segala kegiatan yang tiada hentinya dari pagi hingga malam. Apalagi di antara kegiatan yang ada sesuai dengan hasrat dan keinginannya. Lupalah ia, kalau tadi ingin pulang. Ternyata, ia menemukan sesuatu yang baru di Gontor, suatu hal yang dicari-carinya selama ini dan tidak ditemukan di sekolah-sekolah lain.


by.pendidikan karakter
Read more...

format pendidikan pesantren

0 komentar
Bentuk pendidikan yang menjadi pilihan Pondok Gontor adalah pesantren, karena pesantren memiliki banyak keunggulan dibanding bentuk lembaga pendidikan lainnya.

Dalam pesantren tercipta tripusat pendidikan yang terpadu, yaitu pendidikan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Pesantren bukan hanya menanamkan aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Pesantren bukan hanya mengasah kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, tetapi juga kekuatan mental dan kecerdasan spiritual.
Dengan bentuk pesantren inilah Pondok Gontor sangat konsisten menerapkan disiplin berasrama bagi para penghuninya. Asrama penuh dengan program pendidikan, bukan sekadar sebagai tempat tidur santri. Dengan sistem asrama, para santri bisa berinteraksi dengan para guru secara lebih efektif dan produktif. Selain itu, santri dapat sepenuhnya terwarnai oleh program-program pendidikan pondok sehingga steril dari pengaruh kultur masyarakat sekitar yang kurang edukatif dan islami. Sistem asrama dapat pula mendidik santri dalam hal kemandirian, leadership, ukhuwah, dan bersosialisasi dengan teman-temannya yang memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam.
Keistimewaan lain dari sistem asrama Pondok Gontor adalah mengutamakan metode keteladanan dengan menjadikan kiyai dan guru guru sebagai figur sentral. Asrama Pondok Gontor juga menciptakan lingkungan yang kondusif dengan masjid sebagai pusat yang menjiwai seluruh santri.


by.pendidikan karakter
Read more...

tumpuan santri

0 komentar
Hubungan akrab yang tercipta antara santri dengan wali kelasnya menunjukkan betapa pentingnya peran dan fungsi seorang wali kelas di Gontor. Wali kelas yang ditentukan melalui berbagai pertimbangan mendapatkan amanat dari Pimpinan Pondok untuk menyampaikan visi dan misi serta filsafat hidup Pondok Modern Darussalam Gontor. Ia berperan besar dalam membentuk sikap, pola pikir dan tingkah laku seorang santri. Untuk itulah dia harus memiliki hubungan batin yang kuat dengan santri-santrinya agar mereka dapat menerima apa yang ia sampaikan dengan penuh kesadaran.
Dalam hal ini, seorang wali akan berhadapan dengan berbagai karakter yang dimiliki setiap santri. Maklumlah, santri-santrinya tidak hanya berasal dari Jawa, akan tetapi mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia. Kita tahu, Indonesia dari Sabang sampai Merauke mempunyai keanekaragaman adat dan budaya. Tentunya, para santri pun memiliki watak sesuai dengan adat-istiadat di daerah mereka masing-masing. Maka, seorang wali kelas dituntut memiliki kesabaran dan pengertian serta dapat bersikap bijaksana untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi setiap santrinya.
Oleh karena itu, di samping sebagai guru yang membimbing dan mengajar para santri, wali kelas kadangkala berfungsi sebagai orang tua bagi mereka. Siapa lagi yang menjadi tumpuan santri ketika ditimpa masalah dan dirundung kerinduan? Wali kelaslah tempat kembali. Ketika mereka sakit, wali kelas datang menjenguk dan memberikan hiburan dan mengatakan berbagai hal yang menenangkan hati. Suatu saat wali kelas pun berperan sebagai kakak bagi santrinya. Ia mendorong adik-adiknya untuk melangkah maju. Maka, wali kelas diharuskan mengenal santri-santrinya dengan baik dari segala segi. Sehingga ia dapat memberikan solusi yang tepat saat anak didiknya membutuhkan bantuannya. Nah, beruntunglah Anda yang pernah menjadi wali kelas! Selamat….


by.pendidikan karakter
Read more...

menumbuhkan rasa bangga terhadap santri

0 komentar
Pagelaran Seni Drama Arena Siswa Kelas 5 KMI Tahun 2010Menumbuhkan rasa bangga itu perlu untuk pendidikan. Kebanggaan sebagai santri Gontor dapat menumbuhkan self confident (percaya diri). Menumbuhkan perasaan bangga menjadi santri dapat diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan yang banyak dan berkualitas, sarana yang cukup, nyaman, dan megah, Kyai dan guru yang dapat menjadi figur dan idola, tamu-tamu besar, pejabat pemerintahan dan lain lain.

Mondok di Gontor menjadi kebanggaan santri bahkan orang tua, santri tersebut akan bercerita kepada teman-temannya tentang Gontor dan aktifitas- aktifitasnya, ia bangga karena bisa bahasa Arab dan Inggris, bisa ikut jambore, mendapat nilai tinggi. Tidak hanya itu ia bangga karena ikut membangun gedung-gedung yang megah, ikut menjadi panitia-panitia, menyambut tamu besar, bahkan ketika kyainya yang menjadi panutannya, masuk televisi dan lain-lain ia akan semakin bangga dan orang tuanya juga bangga. Hal ini sengaja diciptakan untuk pendidikan.
Kebanggaan pada Gontor ini bukan untuk menanamkan fanatisme sempit (ashabiah), tetapi agar menambah santri kerasan, mempunyai kepercayaan kepada Pondoknya sehingga mudah dibina dan dibentuk. Penguasaan pelajaran santri harus matang dnegan peningkatan pengajaran, muwajjah, muroja’ah dan lain-lain karena santri yang merasa mendapat kemajuan dan perkembangan akan semakin bangga dengan Pondoknya. Bahasa santri harus bagus dan ini perlu ditingkatkan, dengan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris yang baik, para santri semakin bangga dan senang di Pondok. Kegiatan diperbanyak, santri terlibat dalam banyak hal yang akan memperkaya wawasan dan pengalaman mereka. Maka Gontor untuk tingkat KMI-nya, sebenarnya telah menjadi lembaga pendidikan lanjutan menegah dan atas yang paling lengkap memberikan fasilitas pendidikan kepada santri, bukan dalam pengertian fasilitas fisik/sarana, tetapi fasilitas program pendidikan yang variatif dan lengkap mencakup seluruh aspek kehidupan di masyarakat.
by.pendidikan karakter
Read more...

gontor sebuah manifestasi besar

0 komentar
Gontor bermula dari sebuah ide besar dan mulia, karena hanya ide besar yang menjadi inspirasi gerakan besar, ide kerdil akan cepat usang dan terbuang di tong sampah. Ide besar Trimurti (para pendiri Gontor) dilandasi kekuatan iman bergelora untuk menggapai keridhaan Allah SWT, ide yang melahirkan visi, misi, jiwa (spirit), orientasi, falsafah baik dalam kelembagaan, kependidikan maupun pembelajaran, serta membangun sintesa dan model. Idealisme besar Gontor dari Trimurti ini mutlak menjadi starting poin untuk memahami Gontor lebih jauh, detail dan mendalam.
Visi, Misi, dan Orientasi
Gontor adalah tempat ibadah, talabul ilmi dan tempat perjuangan mencari ridha Allah. Seluruh aktivitas santri dan guru di Gontor harus bernilai ibadah, karena fungsi hidup ini memang hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Belajar, mengajar, mendidik, bekerja apa saja di Pondok sebagai wujud ibadah kepada Allah, karena itu supaya diterima oleh Allah harus disertai niat ikhlas semata karena Allah dan sesuai dengan ajaran Allah dan nabi-Nya.
Karena seluruh gerak-gerik kita di Pondok sebagai aplikasi ibadah kepada Allah, maka pamrih kita hanya kepada Allah, yang dicari hanya ridha Allah, bukan popularitas, pujian manusia dan imbalan-imbalan materi:
“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlashkan ketaatan kepada-Nya“. (QS: Al-Bayyinah 5 )
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk  beribadah kepada-Ku” (QS ).
Sesuai dengaan amanat pendiri dan waqif, Gontor hendaknya diperjuangkan untuk menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an/Arab, ilmu pengetahuan dan tetap berjiwa pondok.  Karena itu visi ke depan adalah untuk menjadikan Gontor sebagai lembaga pendidikan Islam modern yang tetap berbentuk pesantren dan berjiwa pondok yang unggul, berkualitas, modern, menjadi mercusuar ilmu pengetahuan, pusat perubahan dan pembangun peradaban masyarakat Islam, serta pusat pengembangan bahasa Arab sebagai bahasa ummat dan agama Islam.
Gontor mempunyai misi untuk membentuk karakter/pribadi umat yang unggul dan berkualitas, yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat. Karena kualifikasi manusia seperti ini yang mampu menggerakkan roda peradaban manusia yang menyejahterakan, yang mampu mengemban fungsi kekhilafahan, kehambaan kepada Allah dan pelanjut risalah dakwah para anbiya’.
Misi Gontor adalah mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek. Gontor juga mengemban misi untuk mempersiapkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT., sebagai bukti bahwa Gontor juga membumi di Indonesia dan mengambil peran nyata dalam membangun masyarakat dan bangsa Indonesia, lewat kiprah para alumninya.
Orientasi yang ditanamkan Pondok kepada para santrinya adalah kemasyarakatan, kesederhanaan, dan ibadah talabul ilmi serta tidak berpartai. Kemasyarakatan, berarti para santri disiapkan untuk terjun dan berjuang di masyarakat, dan pendidikan yang ada di Gontor memang menyiapkan hal demikian. Kesederhanaan hidup untuk membangun jiwa dan mental tangguh, berani hidup tak takut mati, optimistis dan tahan banting. Pondok juga menanamkan semangat thalabul ilmi ikhlas karena Allah, sebagai kewajiban agama, memerangi kebodohan dan mengangkat harkat kemuliaan diri dan ummat. Serta tidak berpartai, karena Gontor mengokohkan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi pada kaderisasi pemimpin umat, perjuangan di masyarakat serta menjadi perekat umat.
Dengan demikian, secara spesifik tujuan pendidikan di Gontor adalah untuk mewujudkan  generasi yang unggul menuju terbentuknya khair ummah, membentuk generasi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat. Diharapkan, pendidikan Gontor ini melahirkan ulama intelek yang memiliki keseimbangan zikir dan pikir.

by.pendidikan karakter
Read more...

jangan nunut kamukten

0 komentar
Gontor yang dikenal masyarakat saat ini adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang panjang serta gigih oleh para perintis, pendiri dan pelanjutnya.

Setelah berkembang sedemikian rupa – terkenal, mendapat simpati di hati ummat, menjadi tujuan para penuntut ilmu dari berbagai pelosok tanah air bahkan luar negri, mempunyai pengaruh besar kepada masayarakat hingga pemerintah, memiliki aset meteriil dan non materiil di berbagai tempat, mendapat segala macam kemudahan dari semua pihak, maka bisa dikatakan bahwa Gontor telah berhasil mendapatkan kamukten – kemuliaannya.
Kita yang saat ini menjadi bagian dari shaff perjuangan Gontor, yang datang kemudian melanjutkan generasi pendahulu, yang sebagian kita adalah orang-orang pendatang, akan sangat bijak bila introspeksi dan bertanya pada diri sendiri “Bukankah kita ini hanya nunut kamukten pada Gontor ?”.
Jawaban untuk pertanyaan diatas tidak cukup dengan kata-kata, tetapi harus dibuktikan dengan kenyataan. Kalau kita tidak mempunyai kelebihan, prestasi, karya nyata, minimal kesungguhan dalam melaksanakan tugas, tidak mempunyai majhud fardi, maka benar adanya kita hanya mendompleng kemuliaan dan kebesaran Gontor. Tetapi bila kita melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh kesungguhan, kreatif, mempunyai inisiatif, dinamis, totalitas tinggi dalam berbuat, serta mampu memberikan kontribusi bagi Gontor dengan usaha-usaha pribadi (majhud fardi) , berkorban dengan bondo, bahu, pikir lek perlu sak nyowone di arena Pondok, maka kita termasuk mereka yang ikut membuat dan membangun kamukten. Apakah kita hanya nunut kamukten atau ikut membangun kamukten, akan dibuktikan dengan kenyataan dan waktu.


by.pendidikan karakter
Read more...

falsafah kail

0 komentar
Pondok tidak memberikan ikan kepada santrinya, melainkan kail, untuk mencari ikannya sendiri



Apa yang diterima santri di Gontor adalah ‘kail’, bukan ‘ikan’. Pendidikan 24 jam dalam lingkup kelas, asrama, masjid dan setiap sudut, dimaksudkan untuk mempersiapkan alumni-alumni yang mumpuni dalam segala bidang keilmuan, beserta mengembangkan keilmuannya sembari terjun ke masyarakat nanti.

Menyitir sebuah kisah, diceritakan seorang kyai menyuruh seorang santri selepas kelulusan, menuju ke sebuah toko buku setelah sekian lama nyantri. Ilustrasi di atas merupakan isyarat bagi santri untuk mengembangkan keilmuannya, meskipun telah lepas dari institusi pesantren tempat ia mencari ilmu selama ini.

Jargon carilah ilmu dari buaian hingga liang lahat, tampaknya dewasa ini diabaikan oleh para pelajar pada umumnya. Istilah pendidikan yang salah kaprah disamakan dengan pengajaran, semata pertemuan guru dan murid di kelas pada jam-jam tertentu, telah melahirkan hasil pendidikan yang berorientasi pada ijazah. Sehingga, selepas mereka dari akademi pendidikan (pengajaran, red.) mereka telah terlepas dari kewajiban mencari ilmu. Alangkah disayangkan, pembelajaran yang seharusnya bisa dinikmati seumur hidup, dikekang menjadi kewajiban 9-12 tahun semata.

Read more...

Minggu, 27 Mei 2012

kegiatan formagonta

0 komentar



Read more...

Jumat, 18 Mei 2012

nobar N 5 M

0 komentar
nobar pertama untuk pemutaran launching film ''negeri lima menara'' yang serempak kita tonton di studio 21 amplaz [ambarukmo plaza] yogyakarta,ternyata ratusan alumni-alumnus sangat antusias,dan terasa menonton film tersebut serasa nonton depan bppm pada hari jum'at,karena full satu studio hanya orang ma'had semua yang menonton dan menikmati film tersebut .



bravo terus formagonta ..
Read more...

Kamis, 17 Mei 2012

SEMINAR

0 komentar
JAGONGAN (Jamaah Gontor Ngangsu Kaweruh) dalam Nada dan Cita.
Merupakan sebuah agenda seminar yang dikonsep dalam bentuk yang lebih menarik, atraktif serta interaktif dengan mengesampingkan bentuk formal yang kaku tanpa melupakan substansi dan makna yang ingin diambil dari pembicara. Dengan tema "Study Psikologi  Tentang Tubuh dan Optimalisasi Peran Mahasiswa Gontor Yogyakarta" acara Jagongan ini ingin berbagi ilmu tentang pengenalan diri sebagai individu yang lebih mendalam. Sehingga kita yang notabene mahasiswa Gontor dapat mengenal lebih jauh tentang karakter dan cita-cita yang ingin dicapai, serta dapat berperan lebih optimal untuk kemajuan diri sendiri dan umat. Selain itu acara ini juga akan diiringi musikus handal Ferry Curtis yang akan membuat acara lebih menarik dan berirama. Mari kita jalin silaturahmi dan perdalam khasanah keilmuan dengan hadir dalam acara yang digagas oleh Forum Mahasiswa Gontor Yogyakarta ini. La Tansa!
Read more...