Banner 468 x 60px

forum mahasiswa gontor yogyakarta adalah organisasi otonom yang berkdedudukan dibawab ikpm yogyakarta,untuk membina dan membangun karakteristik yang bertanggung jawab
 

Rabu, 30 Mei 2012

ben dadi wong

0 komentar
Belajar apa di Gontor?
Pertanyaan ini terkadang muncul, baik di benak para santri maupun para wali.
Santri belajar mengenai keilmuan Islam. Santri belajar ilmu eksakta. Santri belajar apa itu olahraga. Apa itu pramuka. Apa itu seni. Apa itu bahasa.
Santri belajar tentang kehidupan. Bagaimana hidup. Bagaimana bergaul. Bagaimana mandiri. Bagaimana berorganisasi. Santri belajar apa itu problem solving, character building, teamwork, self-support,  semuanya.

Tujuan belajar di Gontor menurut KH. Ahmad Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor adalah ‘ben dadi wong’. Agar menjadi manusia sepenuhnya. Manusia yang mampu menggunakan seluruh potensi kemanusiannya.
Howard Gardner, pada tahun 1983 pernah meluncurkan teori multiple intelligences, teori kecerdasan majemuk, yaitu kecerdasan spasial, linguistik, logika, kinestetik, musikal, interpersonal, personal serta naturalistik. Secara ringkas, di Gontor, seorang santri ditujukan untuk mampu menggunakan kesemua kecerdasan tersebut.

Read more...

selayang pandang darussalam gontor

0 komentar

Selayang Pandang

Sejarah

Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor didirikan pada tgl 20 September 1926/ 12 Rabi’ul Awwal 1345
oleh tiga bersaudara:
K.H. Ahmad Sahal (1901 – 1977)
K.H. Zainudin Fananie (1908 – 1967)
K.H. Imam Zarkasyi (1910 – 1985)
5 Syawwal 1355/19 Desember 1936
Kulliyatu-l Mu’allimin al-Islamiyah (KMI), didirikan oleh K.H. Imam Zarkasyi.
Sebuah sekolah tingkat menengah, masa belajar 6 th, untuk mencetak guru-guru Islam, dengan sistem pesantren, mengajar-kan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum secara seimbang.
Pelajaran agama dan bahasa (Arab dan Inggris) disampaikan dengan bahasa pelajaran (tidak diterjemahkan).
1948
Terjadi Pemberontakan PKI di Madiun, Para Kyai di wilayah Madiun dan sekitarnya ditangkap dan ditawan oleh gerombolan PKI, termasuk Kyai Gontor. Sebagian besar mereka dibantai, namun para Kyai Gontor selamat berkat bala bantuan dari Pasukan Siliwangi.
28 Rabi’u Awal 1378/ 12 Oktober 1958
Para pendiri Pondok mewakafkan PMDG kepada Umat Islam. Sebuah pengorbanan kepemilikan pribadi demi kemaslahatan umat.
Pihak penerima amanat diwakili oleh 15 anggota IKPM yang kemudian menjadi Badan Wakaf PMDG.
29 Jumada Tsaniyah 1383/ 17 Nopember 1963
Perguruan Tinggi Darussalam berdiri. Sejak 1996 diubah namanya menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
ISID mempunyai 3 fakultas:
Tarbiyah; jurusan Pendidikan Agama Islam dan Pengajaran Bahasa Arab.
Ushuluddin; jurusan Perbandingan Agama, Filsafat Pemikiran Islam.
Syari’ah; jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum; dan jurusan Manajemen & Lembaga Keuangan Islam.
7 Dzulhijjah 1386/ 19 Maret 1967
Terjadi pemberontakan terhadap Kyai/Pimpinan Pondok, didalangi oleh sebagian santri senior, bertujuan mengambil alih kepemimpinan di Pondok.
Kyai/Pimpinan Pondok memulangkan seluruh santrinya. Pondok untuk sementara waktu diliburkan.
Hanya sebagian santri yang dipanggil oleh Pimpinan Pondok yang boleh kembali belajar/nyantri di PMDG.
Pasca peristiwa, semakin banyak santri yang datang dan Pondok bertambah maju pesat.
Generasi Kedua
30 Rajab 1405/ 21 April 1985, K.H. Imam Zarkasyi, pendiri Pondok terakhir, wafat.
Sidang Badan Wakaf menetapkan tiga pimpinan baru:
K.H. Shoiman Luqmanul Hakim
K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
K.H. Hasan Abdullah Sahal
Th 1999, K.H. Shoiman Luqmanul Hakim wafat, digantikan oleh Drs. K.H. Imam Badri (wafat 8 Juni 2006)
Thn 2006, Drs. KH Imam Badri

Visi

Sebagai lembaga pendidikan pencetak kader-kader pemimpin umat, menjadi tempat ibadah talab al-’ilmi; dan menjadi sumber pengetahuan Islam, bahasa al-Qur’an, dan ilmu pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren.

Misi

1. Membentuk generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
2. Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengeta-huan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
Mewujudkan warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Tujuan

  1. Terwujudnya generasi yang unggul menuju terbentuknya khaira ummah.
  2. Terbentuknya generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
  3. Lahirnya ulama intelek yang memiliki keseimbangan dzikir dan pikir.
  4. Terwujudnya warga negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Motto

  • Berbudi tinggi
  • Berbadan sehat
  • Berpengetahuan luas
  • Berpikiran bebas

Panca Jiwa

  • Keikhlasan
  • Kesederhanaan
  • Berdikari
  • Ukhuwah Islamiyah
  • Jiwa Bebas

Panca Jangka

  • Pendidikan dan Pengajaran
  • Kaderisasi
  • Pergedungan
  • Pengadaan Sumber Dana
  • Kesejahteraan Keluarga Pondok

Orientasi Pendidikan & Pengajaran

  • Keislaman
  • Keilmuan
  • Kemasyarakatan

Strategi Pendidikan

  • Kehidupan Pondok dengan segala TOTALITASNYA menjadi media pembelajaran dan pendidikan.
  • Pendidikan berbasis komunitas: segala yang didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan dialami oleh para santri dan warga Pondok dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Profil Alumni

  • Mukmin, muslim, muhsin.
  • Komit pada perjuangan.
  • Perekat ummat.
  • Berjiwa guru.
  • Warga negara yang baik.

Kurikulum KMI

  • Kurikulum KMI terdiri dari Ilmu Pengetahuan Umum 100%, Ilmu Pengetahuan Agama 100%.
  • Hal ini menunjukkan bahwa antara ilmu agama dan umum tidak dapat dipisahkan, semuanya ilmu Islam. Semua bersumber dari Allah dengan segala ciptaan-Nya atau segala sesuatu yang lahir dari ciptaan-Nya.
  • Secara mendasar, tujuan pengajaran kedua macam ilmu tersebut adalah untuk membekali siswa dengan dasar-dasar ilmu menuju kesempurnaan menjadi ‘abid dan khalifah.
  • Kurikulum KMI tidak terbatas pada pelajaran di kelas saja, melainkan keseluruhan kegiatan di dalam dan di luar kelas merupakan proses pendidik-an yang tak terpisahkan.

Isi Kurikulum

  • Bahasa Arab
  • ‘Ulum Islamiyah; utk kls II ke atas menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.
  • Keguruan
  • Bahasa Inggris
  • Ilmu Pasti; Matematika dan IPA
  • Ilmu Pengetahuan Sosial
  • Keindonesiaan/Kewarganegaraan

Guru KMI

  • Berasal dari tamatan KMI Gontor, atau lulusan KMI yang telah tamat belajar di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri; dan wajib bertempat tinggal di asrama.
  • Tugas:
  • Sebagai guru/pendidik;
  • Sebagai mahasiswa ISID;
  • Sebagai pembantu Pondok: tata usaha, pengurus unit usaha, pembimbing kegiatan santri, dll.

Peningkatan Kompetensi Guru

  • Penataran dan Pelatihan
  • Ta’hil ( Pengayaan Guru Materi Pelajaran) – Program Mingguan.
  • Tugas Belajar
  • Pemeriksaan Satuan Pelajaran
  • Supervisi Pengajaran
  • Pemeriksaan Pencapaian Target KBM dg memeriksa catatan siswa.

Kegiatan KMI

  1. Kegiatan Harian: KBM di kelas dan Lab. IPA.
  2. Kegiatan Mingguan: Pertemuan Guru (setiap Kamis siang), Pertemuan Ketua Kelas (setiap Jum’at malam), Rapat Pengurus KMI (setiap Rabu malam).
  3. Kegiatan Tengah Tahunan: Ujian Tengah Semester I & II dan Ujian Akhir Semester I & II.
  4. Kegiatan Tahunan: Kajian kitab klasik dan kontemporer, latihan membuka kamus arab, praktek mengajar, economic study tour, penulisan karya ilmiah, manasik haji.
  5. Bentuk Evaluasi/Ujian: Tengah Semester, Semester, dan Akhir (EBTA).
  6. Semester & EBTA: Lisan; Tulis; dan Praktek.

Kalender Kegiatan

  1. Pendaftaran Calon Siswa & Daftar Ulang: 2 – 10 Syawwal.
  2. Pembukaan Tahun Pelajaran: 11 Syawwal.
  3. Ujian Masuk KMI: 11 Syawwal
  4. Ujian Semester I: 13 Safar – 8 R. Awwal.
  5. Liburan Semester I: 10 – 19 R. Awwal.
  6. Ujian Akhir (EBTA) Kelas VI: 1 J. Tsaniyah – 21 Rajab; Praktek Mengajar, Ujian Lisan, Ujian Tulis.
  7. Ujian Semester II: 25 Rajab – 18 Sya’ban.
  8. Liburan Semester II: 20 Sya’ban – 10 Syawwal.

Pengakuan

  1. Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Arab Mesir, tahun 1957
  2. Kementerian Pengajaran Kerajaan Arab Saudi, tahun 1967
  3. University of the Punjab, Lahore, Pakistan, tahun 1991
  4. Dirjen Binbaga Islam Depag RI th. 1998
  5. Menteri Pendidikan Nasional RI th. 2000

Syarat Masuk KMI

  1. Tamat SD/MI atau SLTP (utk program Intensif).
  2. Lulus Tes Lisan: Al-Qur’an dan Ibadah.
  3. Lulus Tes Tulis: Hitung Angka, Hitung Soal, Bahasa Indonesia, dan Imla’ (dikte arab).
  4. Sehat jasmani & rohani (pemeriksaan di BKSM Pondok Modern Gontor).
  5. Memenuhi persyaratan administrasi.
  6. Siap bertempat tinggal di asrama.

Kegiatan Ekstrakurikuler

  1. Pramuka
  2. Olahraga
  3. Kesenian
  4. Latihan Pidato dlm bhs Indonesia, Arab, dan Inggris
  5. Khutbah Jum’at
  6. Tau’iyah Diniyah
  7. Diskusi
  8. Kursus Komputer
  9. Praktek di Laboratorium Bahasa
  10. Kursus Jurnalistik
  11. Majalah Dinding dlm bhs Arab dan Inggris
  12. Baca buku di Perpustakaan
  13. Keterampilan
  14. Praktek Manajemen Organisasi dan Koperasi
  15. Bersih Lingkungan, dll.
Read more...

Senin, 28 Mei 2012

saling mengenal

0 komentar
Seorang santri yang pertama kali menginjakkan kakinya di bumi Gontor akan tertegun menyaksikan dinamika kehidupan yang ada di pondok ini. Kini, ketika ia sudah diterima menjadi santri setelah melalui ujian masuk bersama-sama ribuan santri lainnya, mulailah ia merasa berada di dunia baru yang tidak ia temukan di sekolah manapun di dunia ini. Dengan waktu liburan yang hanya disediakan pada akhir semester, kesempatan pulang ke rumah pun untuk terus bertemu orang tua tidak banyak. Inilah pintu gerbang menuntut ilmu yang sesungguhnya.
Saat tiba di Gontor, tak seorang pun yang kita kenal. Orang tua pun telah pulang ke rumah meninggalkan kita seorang diri di pondok yang mengajarkan kemandirian ini. Semenjak itulah, pada saat kita mulai melangkah di Gontor dan memasuki kamar yang telah ditentukan, terlihatlah wajah-wajah baru yang perasaannya tidak jauh berbeda dengan santri-santri lainnya. Kesamaan perasaan inilah yang memacu mereka untuk saling mengenal satu sama lain. Demikianlah, sejak awal Gontor telah mengajarkan kepada seluruh santrinya untuk percaya diri dan hidup mandiri dengan belajar saling membantu dan menjalin silaturrahim.
Dengan cepat, santri-santri Gontor telah menyadari bahwa tidak selamanya mereka akan bergantung kepada orang tua apalagi kepada orang lain. Namun, sebagai makhluk sosial, manusia haruslah pandai bergaul dan suka menolong orang lain. Bukankah Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama ia menolong sesamanya? Selama hidup di Gontor, para santri tumbuh dengan jiwa suka menolong karena mereka saling membutuhkan satu sama lain.

by.pendidikan karakter
Read more...

roda kehidupan yang terus berputar

0 komentar
Banyak santri yang beranggapan bahwa waktu serasa berjalan begitu cepat di Gontor. Sampai-sampai, mereka pun tidak merasa bahwa telah lama tinggal di pondok yang terus bergerak seiring pergerakan waktu itu sendiri. Seorang santri yang kini duduk di kelas 6 KMI tidak percaya kalau dirinya telah belajar selama enam tahun.

Cepat sekali, pikirnya. Ada pula yang tidak percaya bahwa ternyata kini ia telah menjadi alumni Pondok Modern Darussalam Gontor. Padahal, sewaktu pertama kali duduk di kelas 1 KMI, ia benar-benar tidak betah dan sungguh ingin pulang. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya.
Mereka mencoba melakukan saran ustadz yang bijak, “Jika merasa tidak betah, cobalah untuk bertahan di Gontor selama seminggu. Jika masih tidak betah, cobalah sebulan. Jika masih tidak betah juga, cobalah untuk terus bertahan selama setahun. Kalau belum betah, cobalah dua tahun dan seterusnya hingga menjadi alumni. Kalau masih belum betah setelah menjadi alumni, barulah kamu boleh pulang.” Kedengarannya memang seperti lelucon, tapi inilah yang terjadi.
Berbagai aktivitas yang menjadi roda dinamika di Gontor membuat para santri melupakan ketidakbetahannya. Ia pun mulai merasa nyaman dengan segala kegiatan yang tiada hentinya dari pagi hingga malam. Apalagi di antara kegiatan yang ada sesuai dengan hasrat dan keinginannya. Lupalah ia, kalau tadi ingin pulang. Ternyata, ia menemukan sesuatu yang baru di Gontor, suatu hal yang dicari-carinya selama ini dan tidak ditemukan di sekolah-sekolah lain.


by.pendidikan karakter
Read more...

format pendidikan pesantren

0 komentar
Bentuk pendidikan yang menjadi pilihan Pondok Gontor adalah pesantren, karena pesantren memiliki banyak keunggulan dibanding bentuk lembaga pendidikan lainnya.

Dalam pesantren tercipta tripusat pendidikan yang terpadu, yaitu pendidikan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Pesantren bukan hanya menanamkan aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Pesantren bukan hanya mengasah kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, tetapi juga kekuatan mental dan kecerdasan spiritual.
Dengan bentuk pesantren inilah Pondok Gontor sangat konsisten menerapkan disiplin berasrama bagi para penghuninya. Asrama penuh dengan program pendidikan, bukan sekadar sebagai tempat tidur santri. Dengan sistem asrama, para santri bisa berinteraksi dengan para guru secara lebih efektif dan produktif. Selain itu, santri dapat sepenuhnya terwarnai oleh program-program pendidikan pondok sehingga steril dari pengaruh kultur masyarakat sekitar yang kurang edukatif dan islami. Sistem asrama dapat pula mendidik santri dalam hal kemandirian, leadership, ukhuwah, dan bersosialisasi dengan teman-temannya yang memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam.
Keistimewaan lain dari sistem asrama Pondok Gontor adalah mengutamakan metode keteladanan dengan menjadikan kiyai dan guru guru sebagai figur sentral. Asrama Pondok Gontor juga menciptakan lingkungan yang kondusif dengan masjid sebagai pusat yang menjiwai seluruh santri.


by.pendidikan karakter
Read more...